Kekeringan, Ancaman Nyata di Tengah Pandemi

June 05, 2020

Siapa yang tidak butuh air? Tidak ada satupun makhluk di Bumi ini yang mampu bertahan hidup tanpa air. Karena air adalah sumber kehidupan. Bersyukur Indonesia memiliki banyak sumber air bersih meskipun ada beberapa daerah yang sumber airnya tidak bersih karena terkontaminasi polusi. 

Sebelumnya aku dan keluarga pernah tinggal di Sidoarjo, dimana air tanahnya tidak dapat diharapkan kebersihannya, berwarna kuning dan bau karat. Sehingga untuk minum dan masak, kami harus membeli air bersih. Yang kami lakukan saat itu hanya bertahan dan berusaha menghemat air, karena disaat kemarau aliran airnya semakin lambat.

Berbeda saat tinggal di Jember, tingkat polusi tidak seburuk di kota besar sehingga air tanahnya pun sangat bersih dan melimpah. Meskipun demikian kami tetap berusaha menghemat penggunaan air, karena mengunakan pompa air yang lumayan menguras listrik.

Dibalik bersih, jernih dan melimpahnya air dibeberapa daerah, kita tetap harus bijak dalam menggunakan air dikehidupan sehari hari ya teman. Karena apabila cara pengelolaan yang kurang bijak, tentu dapat menjadi ancaman tersendiri bagi negeri ini dimasa mendatang.

Seperti yang telah diungkapkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebanyak 30% wilayah di Indonesia akan mengalami kemarau panjang, yang dikhawatirkan akan berimbas pada kelangkaan bahan pokok. Oleh karena itu perlu antisipasi ancaman bencana kekeringan. (Azizah, 2020)
Sumber: monitor.co.id

Cara Menjaga Kelestarian Air Tanah

  1. Untuk mengantisipasi ancaman kekeringan keluargaku menerapkan aturan sehari satu kali menyalakan pompa air yang hanya dinyalakan pada jam 17.00 - 18.00 untuk pemakaian sehari. Tidak boleh 2x menyalakan pompa air, boros!
  2. Segera mengganti kran yang bocor, meskipun airnya netes satu persatu, lama-lama bisa satu ember, ya kan.
  3. Menanam pohon dilingkungan rumah. Selain rindang, pohon-pohon sangat berkontribusi dalam menjaga siklus air.
  4. Gunakan air secara bijak, jangan berlebihan.
  5. Menampung air hujan, untuk ngepel teras rumah.
  6. Saling mengingatkan pada anggota keluarga.
Nah, itulah cara menjaga kelestarian air tanah yang diterapkan dikeluargaku. Selain menghemat air, kami juga menghemat listrik, karena kedepannya kita akan terus membutuhkan air dan listrik dalam kelangsungan hidup.

Jangan terlalu membanggakan apa yang kita miliki saat ini tanpa menjaga, meskipun langkah yang telah keluargaku terapkan kurang memberikan dampak yang besar bagi kelestarian air, setidaknya kami sudah berusaha. Dan akan sangat bersyukur jika teman-teman juga turut menerapkan langkah tersebut demi kebaikan bersama.

Banyak diantara kita yang lalai dan bahkan terlena, sehingga tidak sadar kalau ancaman nyata ada didepan mata. Letak geografis Indonesia yang berada diwilayah tropis dan adanya fenomena perubahan iklim, membuat Indonesia harus waspada dari potensi ancaman bencana kekeringan.

Meluasnya kekeringan dimusim kemarau pada tahun 2019 dikabarkan melanda 28 provinsi dengan luas wilayah 11.774.437 hektar dan lebih dari 48 juta jiwa terdampak suhu panas.  Menghadapi kondisi tersebut 55 kepala daerah telah menetapkan surat siaga bencana kekeringan. Sehingga diperlukan distribusi air bersih 7,04 juta liter air melalui tangki air, hidran air, dan sumur bor (Utami, 2019)
Sumber: portonews.com
Hal tersebut tentu berpengaruh pada produksi pangan di Indonesia yang terancam puso atau gagal panen padi. Bencana kekeringan tersebut jelas merugikan petani yang mengantungkan hidupnya dari hasil panen.

Pada dasarnya memang sulit memprediksi musim, namun sebagai masyarakat yang tinggal di Indonesia, negara yang dianugrahi dengan curah hujan yang tinggi, seharusnya bijak dalam penggunaan air dikehidupan sehari-hari.

Bencana Kekeringan, Ancaman Nyata di Indonesia 

Banyak sekali potensi ancaman yang mengintai negeri saat ini jika dikaitkan dengan air salah satunya kekeringan yang dapat merambat kemana-mana. Jika kekeringan terjadi maka akan berpengaruh pada ketahanan pangan di Indonesia serta pendapatan masyarakat Indonesia yang bermatapencaharian sebagai petani menjadi menurun.

Dalam teori Holistic Dynamic oleh Abraham Maslow, kebutuhan fisiologi yang meliputi air, udara, pangan  dan lainnya adalah kebutuhan dasar yang harus terpenuhi terlebih dahulu agar orang termotivasi untuk mewujukan kebutuhan yang lain. (Feist & J. Feist, 2009)

Namun apabila kebutuhan paling dasar saja tidak mampu terpenuhi maka tidak mungkin orang tersebut mampu memenuhi kebutuhan yang lain dan mencapai aktualisasi diri. 

Nah, hal yang menarik yang perlu diketahui yakni terdapat hierarki kedua yang meliputi kebutuhan rasa aman. Mengingat kekeringan, merupakan ancaman nyata di tengah pandemi, tentu kekhawatiran dari masyarakat pun meningkat. Manusia dianggap mampu memenuhi hierarki ke-2 yaitu kebutuhan rasa aman apabila mereka mampu menyingkirkan rasa takut, gelisah dan khawatir. Namun sebaliknya, kondisi saat ini justru membuat banyak masyarakat merasa was-was.

Maka dari itu negara perlu untuk turun tangan terkait pemenuhan kebutuhan dasar warganegaranya yang meliputi kebutuhan fisiologi dan kebutuhan rasa aman. Seperti yang tercantum pada alinea ke empat pembukaan UUD 1945.

"Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia"

Lalu bagaimana jika kekeringan juga datang saat pandemi? 
Perlu diketahui, bahwa bencana kekeringan juga merupakan bentuk ancaman nyata terhadap keamanan nasional yang mengancam jiwa dan keselamatan bangsa Indonesia. Tak hanya itu, bencana kekeringan juga mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. (Agung, 2019)

Bayangkan saja jika air tak mengalir, sawah mengering, ketahanan pangan terganggu, ekonomi menurun, terlebih kondisi pandemi saat ini. Banyaknya resiko tersebut tidak diimbangi dengan kesiapsiagaan bencana yang memumpuni.

Sebab pada kondisi saat ini kebutuhan akan air yang cukup untuk kehidupan sehari-hari sangat penting, terlebih untuk menjaga kebersihan, seperti cuci tangan dengan sabun dan dibilas dengan air bersih demi memutus mata rantai penyebaran covid 19.

Well, isu air memang sering tenggelam dan hilang tanpa diketahui dampak kedepannya, padahal di negara ini semua warganegera berhak mendapatkan air yang bersih dalam kelangsung hidup, hanya saja banyak dari kita yang belum sadar.

Penyebab Krisis Air yang Berujung Kekeringan.

Keberadaan air bersih yang berlimpah saat ini tergantung pada sistem alam yang sehat, yaitu hutan. Semakin luas dan rimbun hutannya, semakin bersih dan berlimpah juga airnya. Contohnya di Kabupaten Mahakam Ulu Provinsi Kalimantan Timur, sejauh mata memandang rimbunnya hutan dan luasnya Sungai Mahakam membuat aku sangat bersyukur memiliki kesempatan menginjakkan kaki di Tanah Borneo.


Rimbunnya hutan di Ujoh Bilang, Kabupaten Mahakam Ulu, Prov. Kalimantan Timur. (Sumber: Pribadi)
Aliran air bersih dari gunung dapat ditemukan disepanjang penjalananku menyusuri Ujoh Bilang. Tak khawatir pilek, batuk dan diare, aku mencoba beberapa teguk sumber air yang mengalir dari gunung. Sangat jernih dan segar. 

Melimpahnya air dari hutan di Kalimantan Timur. (Sumber: Pribadi)
Namun, bagaimana jika hutan beralih fungsi menjadi daerah industri atau pemukiman? Tentu daerah resapan airpun menjadi berkurang dan temperatur udara menjadi meningkat. Karena hutan memiliki kemampuan untuk menyerap karbon. Akibatnya berpengaruh pada perubahan iklim dan berdampak negatif pada ketersediaan air.(Gartner & Mulligan, 2018)

Selain itu, peningkatan jumlah penduduk turut mempengaruhi meningkatkannya kebutuhan akan air tanah. Sehingga penggunaan air yang berlebihan menjadi salah satu faktor terjadinya krisis air jika kurang bijak dalam penggunaannya.

Langkah Sederhana untuk Mencegah Krisis Air


  1. Turut menjaga hutan agar tetap lestari, karena selain sebagai tempat resapan air, hutan juga memiliki banyak fungsi bagi kelangsungan hidup makhluk bumi.
  2. Bijak dalam menggunakan air
  3. Memisahkan sampah organik dan non organik. Karena sampah plastik dapat merusak tanah dan mencemari air.
  4. Tidak membuang limbah kimia dan sampah disungai karena dapat mencemari air
  5. Melakukan sosialisasi sejak dini kepada orang-orang terdekat terlebih dulu
So, lewat artikelku kali ini aku mengajak teman-teman untuk bijak dalam menggunakan air dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk antisipasi dari ancaman bencana kekeringan di tengah pandemi saat ini.

Peran sederhana dari kamu tentu akan sangat berarti bagi bumi dan kelangsungan hidup kita kedepan. Nah, untuk mengetahui informasi lebih lengkap terkait #AirUntukKehidupan, teman-teman bisa banget mengisi waktu saat #DiRumahSaja dengan menambah edukasi dengan mendengarkan radio KBR yang menyediakan berita terkini, independen dan terpercaya.

Berdiri sejak tahun 1999. KBR memiliki produk yang digunakan lebih dari 500 radio di Nusantara dan 200 radiio di Asia dan Australia. Dengan dukungan reporter dan kontributor terbaik di berbagai kota di tanah air dan Asia. Berita-berita KBR juga bisa disimak lewat website KRB.id, juga di media sosial di Facebook, Twitter dan Podcast. 

Dan untuk kamu yang belum tahu beritanya, bisa langsung dengarkan talkshow Ruang Publik serial "Perubahan Iklim" atau dapat disimak juga di youtube Talkshow Ruang Publik - Antisipasi Ancaman Bencana Kekeringan 2020 yang dipandu langsung oleh Don Brady dan dua narasumbernya, yaitu Muhammad Reza sebagai Koordinator Koalisi Rakyat untuk Hak Atas Air, dan Cak Purwanto dari Yayasan Air Kita Jombang, Jawa Timur.

Well, terima kasih telah memberikan sedikit waktumu untuk membaca ceritaku. Karena setiap orang punya cerita menarik dan bermanfaat soal perubahan iklim. Aku pun berharap membaca cerita dari teman-teman juga. Ditunggu kontribusinya ya...
Sumber: kbr.id

Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog "Perubahan Iklim" yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Syaratnya, bisa Anda lihat di disini


Referensi



Agung, D. (2019). Bencana Alam, Militer, dan Pertahanan Negara. Jakarta: Biro Humas Setjen Kemhan.
Azizah, N. (2020, Mei  05). Pemerintah Siapkan Mitigasi Hadapai Kekeringan di Tengah Pandemi. Retrieved from Media Indonesia: https://mediaindonesia.com/read/detail/310323-pemerintah-siapkan-mitigasi-hadapi-kekeringan-di-tengah-pandemi
Feist, J.,& J. Feist, G. (2009). Theorist of Personality: 7th Edition. New York: McGraw Hill
Gartner, T.,& Mulligan, J. (2018, Maret 20). 3 Manfaat Hutan Sebagai Solusi Bagi Krisis Air Dunia. Retrieved from WRI Indonesia: https://wri-indonesia.org/id/blog/3-manfaat-hutan-sebagai-solusi-bagi-krisis-air-dunia
Monitor.co.id
Portonews.com
Tentang Kami. (2018). Retrieved from KBR: https://kbr.id/tentang_kami
Utami, S. (2019, Juli 30). Kekeringan akibat Kemarau Semakin Luas. Retrieved from Media Indonesia: https://mediaindonesia.com/read/detail/250172-kekeringan-akibat-kemarau-semakin-meluas

You Might Also Like

2 comments

Popular Posts

Followers

Blogger Perempuan