Blogger Gathering Bersama BPN dan WALHI
March 01, 2020
Hello, teman-teman. Masih inget dengan artikel aku yang berjudul Hutan Sumber Pangan Untuk Kebutuhan Dasar Manusia ? Artikel yang aku tulis untuk mengikuti kompetisi blog dan sebagai rasa peduliku untuk kelestarian hutan di Indonesia. Untuk kamu yang belum baca, yuk silahkan klik dilink yang sudah aku sediakan.
Jadi ceritanya aku seneng banget nih. Tepat tanggal 27 Febuari 2020 aku dapat email dari Blogger Perempuan, untuk menghadiri acara Forest Cuisine Blogger Gathering pada tanggal 29 Febuari 2020 di Almond Zucchini, Jakarta. Karena
artikel aku terpilih sebagai 30 finalis dari 234 peserta pada Forest Cuisine Blog
Competition yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan dan WALHI.
Blogger Perempuan |
Sangking semangatnya, pukul 6 pagi aku udah siap berangkat menuju Stasiun Bojonggede untuk menuju ke Stasiun Karet. Setelah itu baru naik Grabike untuk menuju ke Almond Zucchini.
Pukul 9.00 pas aku udah dilokasi dan melakukan registrasi. Sudah ada beberapa blogger dan rekan-rekan dari WALHI. Aku pun juga berusaha mengakrabkan diri dengan rekan-rekan blogger lainnya yang memiliki berbagai macam latar belakang.
Tepat pukul 10.00 acara dimulai dengan dipandu oleh Kak Ocha dan 4 pembicara yang luar bisa keren, yaitu:
- Kak Khalisa Khalid atau Kak Alin sebagai Eksekutif Nasional WALHI
- WALHI Champion, Ibu Sri Hartati dari Sumatera Barat. Sosok perempuan kreatif yang sukses mengembangkan produk olahan dari buah pala menjadi sirup.
- WALHI Champion, Kak Tresna Usman Kamaruddin dari Sulawesi Tenggara, yang saat ini sudah tinggal di Depok tetapi masih sangat peduli dengan daerah asalnya.
- Windy Iwandi, seorang food blogger yang peduli dengan kelestarian hutan di Indonesia.
Pembicara pada Forest Cuisine Blogger Gathering. (Sumber: Pribadi) |
Pentingnya Hutan Sebagai Sumber Pangan
Aku merasa beruntung banget bisa di undang diacara yang kece ini, selain mengenal teman-teman baru dari berbagai macam latar belakang, aku juga mendapatkan wawasan baru dan informasi penting tentang hutan. Dan kali ini aku bakal share informasi yang aku dapat dari bincang-bincang bareng 4 pembicara keren untuk kalian semua. Seneng nggak? Sama, aku juga.
Jadi, seberapa tahu sih kamu tentang pentingnya Hutan Sebagai Sumber Pangan?
Seperti yang pernah aku bahas sebelumnya bahwa hutan merupakan sumber pangan sejati yang mampu memenuhi kebutuhan dasar manusia. Sehingga sangat berpengaruh pada ketahanan pangan di Indonesia.
Miris melihat kenyataan bahwa masyarakat Indonesia kurang menyadari akan pentingnya keberadaan hutan sebagai sumber pangan. Sehingga mereka melakukan apa yang mereka mau seperti melakukan eksploitasi besar-besaran pada hutan yang berakibat pada bencana ekologis yang tentunya cukup berpengaruh pada keamanan nasional.
Dari penjelasan Kak Alin, Indonesia cukup sering mengalami kebakaran hutan setiap tahunnya, loh. Nah, bagaimana sih dampaknya untuk keberlangsungan pangan?
Tentu sangat besar. Karena sumber pangan banyak yang diambil dari hutan. Mungkin untuk teman-teman yang tinggal di kota kurang merasakan dampaknya. Namun bagaimana dengan teman-teman kita yang tinggal di kawasan hutan? Selain sumber pangan mereka juga ikut rusak, dampak kesehatannya pun cukup memprihatinkan terlebih untuk bayi dan balita yang tingkat resikonya lebih tinggi.
Selain itu, hutan merupakan sumber pengetahuan. Tidak hanya memberikan sumber pangan untuk kelangsungan hidup. Hutan juga merupakan pengetahuan khususnya bagi perempuan terkait pada pengelolaan sumber daya alamnya. Oleh karena itu, apabila hutan rusak, maka pengetahuan perempuan pun dapat hilang terhadap hutan, dan identitas serta kebudayaan yang ada dikawasan tersebut pun juga terancam.
Selanjutnya, membantu petani lokal dengan membeli produk hasil buatan yang dikelola oleh komunitas-komunitas, demi mendukung ekonomi komunitas. Karena tidak jarang para petani di Indonesia hidup pada garis kemiskinan, mengingat Indonesia adalah negara agraris dengan memiliki kekayaan hutan yang melimpah. Namun pada kenyataannya banyak petani Indonesia yang tidak memiliki tanah sendiri, mereka hanya menjadi buruh. Bahkan kerap membuat mereka berhadap-hadapan langsung dengan pihak penguasa, sehingga sering dijumpai sengketa dan konflik sumber daya ataupun konflik lahan antara masyarakat kawasan hutan dan pengusaha.
Keadaan inilah yang membuat petani menjadi merasa tertindas dan terpinggirkan. Oleh karena itu, untuk membantu upaya-upaya yang dilakukan oleh WALHI, melalui artikel aku kali ini, semoga tersampaikan yang tidak adil menjadi lebih adil. Demi terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana bunyi sila kelima pada Pancasila.
Oiya, nggak cuma penjelasan dari Kak Alin yang bikin aku terkesan. Cerita dari Kak Tresna juga keren banget. Perjuangannya bersama komunitas yang sudah berjalan 4 tahun demi mendapatkan izin pemerintah agar masyarakat yang tinggal dikawasan hutan di Desa Sakuli, Kecamatan Latambaga, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara, dapat mengelola hutan sendiri. Mengingatkanku pada Chico Mendes di film The Burning Season: The Murder of Chico Mendes and the Fight for the Amazon Rain Forest. Seorang pejuang yang tinggal di pedalaman Hutan Amazon yang berapi-api dalam mengkampanyekan pelestarian Hutan Amazon dan kemanusiaan.
OMG, seneng banget sih. Biasanya aku cuma bisa liat Chef Willgoz di Youtube, dan diacara ini aku bisa demo masak sama doi. Untuk masak-masak kali ini, dibagi menjadi 5 kelompok yang masing-masing ada 6 orang dalam satu kelompok, dan aku ada dikelompok 4 yang beranggotakan 6 orang. Dengan pembagian 2 orang memasak, 2 orang memotong, 2 orang dokumentasi.
Jadi di Cooking demo by Chef Willgoz kami diajarin masak pasta ala ala Italia nih, namanya Fettuccine Mushroom Ragu.
Dan setelah 5 kelompok selesai masak Chef Willgoz cobain masakan masing-masing kelompok, dan rasa yang paling enak adalah pasta dari kelompok 4, yeey. Bahkan Chef Willgoz bilang kalau masakan kelompok 4 lebih enak dari pasta yang dia bikin. Seketika pasta kelompok aku ludes dicobain rame-rame sama temen-temen kelompok lain. Pokoknya seru banget deh.
Setelah acara masak-masaknya selesai. 30 finalis Forest Cuisine Blog Competition, beserta Blogger Perempuan Network dan WALHI mengadakan sesi foto-foto. Hingga akhirnya ditutup dengan makan siang bersama.
Nah, serukan acara Forest Cuisine Blogger Gathering Bersama Blogger Perempuan dan WALHI? Selain dapat edukasi secara langsung dari para pembicara yang hadir tentang manfaat hutan dan praktek masak dengan bahan-bahan yang dapat ditemukan dihutan, aku seneng banget bisa bertemu dan kenal dengan orang-orang baru disana.
Btw, bagaimana denganmu? Setelah tahu upaya-upaya dari para perempuan hebat yang aku ceritain tadi, aku pengen tahu apakah kamu sudah pernah berkontribusi pada pelestarian hutan? Aku yakin, pasti kalian memiliki kepedulian kepada sesama juga.
So, terima kasih telah memberikan sedikit waktumu untuk membaca pengalamanku. Aku berharap, siapapun yang membaca artikelku kali ini dapat memberikan kontribusi nyata untuk keadilan dan kelestarian hutan di Indonesia. Sekecil apapun peranmu, itu sangat berarti dari pada tidak sama sekali.
Miris melihat kenyataan bahwa masyarakat Indonesia kurang menyadari akan pentingnya keberadaan hutan sebagai sumber pangan. Sehingga mereka melakukan apa yang mereka mau seperti melakukan eksploitasi besar-besaran pada hutan yang berakibat pada bencana ekologis yang tentunya cukup berpengaruh pada keamanan nasional.
Dari penjelasan Kak Alin, Indonesia cukup sering mengalami kebakaran hutan setiap tahunnya, loh. Nah, bagaimana sih dampaknya untuk keberlangsungan pangan?
Tentu sangat besar. Karena sumber pangan banyak yang diambil dari hutan. Mungkin untuk teman-teman yang tinggal di kota kurang merasakan dampaknya. Namun bagaimana dengan teman-teman kita yang tinggal di kawasan hutan? Selain sumber pangan mereka juga ikut rusak, dampak kesehatannya pun cukup memprihatinkan terlebih untuk bayi dan balita yang tingkat resikonya lebih tinggi.
Selain itu, hutan merupakan sumber pengetahuan. Tidak hanya memberikan sumber pangan untuk kelangsungan hidup. Hutan juga merupakan pengetahuan khususnya bagi perempuan terkait pada pengelolaan sumber daya alamnya. Oleh karena itu, apabila hutan rusak, maka pengetahuan perempuan pun dapat hilang terhadap hutan, dan identitas serta kebudayaan yang ada dikawasan tersebut pun juga terancam.
Bagaimana cara membantu untuk menjaga hutan?
Banyak banget yang bisa aku dan teman-teman lakukan, loh. Dari hasil bincang-bincang dengan para pembicara dapat diketahui bahwa salah satu yang bisa teman-teman lakukan yaitu menjadi konsumen yang kritis sehingga dapat bijak dalam mengkonsumsi. Karena jika teman-teman bijak, teman-teman pasti tahu apa yang benar-benar kalian butuhkan, jangan membeli sesuatu hanya karena ingin. Terlebih sebagai perempuan, kita harus tahu apa yang benar-benar dibutuhkan dan kurangi budaya konsumtif. Sikap bijak dalam mengkonsumsi inilah sebenarnya cukup membantu dalam menjaga hutan.Selanjutnya, membantu petani lokal dengan membeli produk hasil buatan yang dikelola oleh komunitas-komunitas, demi mendukung ekonomi komunitas. Karena tidak jarang para petani di Indonesia hidup pada garis kemiskinan, mengingat Indonesia adalah negara agraris dengan memiliki kekayaan hutan yang melimpah. Namun pada kenyataannya banyak petani Indonesia yang tidak memiliki tanah sendiri, mereka hanya menjadi buruh. Bahkan kerap membuat mereka berhadap-hadapan langsung dengan pihak penguasa, sehingga sering dijumpai sengketa dan konflik sumber daya ataupun konflik lahan antara masyarakat kawasan hutan dan pengusaha.
Keadaan inilah yang membuat petani menjadi merasa tertindas dan terpinggirkan. Oleh karena itu, untuk membantu upaya-upaya yang dilakukan oleh WALHI, melalui artikel aku kali ini, semoga tersampaikan yang tidak adil menjadi lebih adil. Demi terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana bunyi sila kelima pada Pancasila.
Produk Komunitas yang bersumber dari Hutan. (Sumber: Pribadi) |
Mengolah Hasil Hutan Menjadi Makanan yang Bergizi dan Lezat
Nah, setelah mendapatkan edukasi tentang pentingnya Hutan Sebagai Sumber Pangan. Penasaran nggak sama acara selanjutnya? Nggak kalah seru dengan dari acara sebelumnya, kegiatanku selanjutnya bareng rekan-rekan yang lain adalah Cooking demo by Chef William Gozali, yang merupakan pemenang MasterChef Indonesia 3.Cooking demo by Chef William Gozali (Sumber: Pribadi) |
Kelompok 4 (Sumber: Pribadi) |
Fettuccine Mushroom Ragu (Sumber: Pribadi) |
Setelah acara masak-masaknya selesai. 30 finalis Forest Cuisine Blog Competition, beserta Blogger Perempuan Network dan WALHI mengadakan sesi foto-foto. Hingga akhirnya ditutup dengan makan siang bersama.
30 blogger, pembicara dan Chef Willgoz (Sumber: WAG Forest Cuisine Blogger Gathering) |
Btw, bagaimana denganmu? Setelah tahu upaya-upaya dari para perempuan hebat yang aku ceritain tadi, aku pengen tahu apakah kamu sudah pernah berkontribusi pada pelestarian hutan? Aku yakin, pasti kalian memiliki kepedulian kepada sesama juga.
So, terima kasih telah memberikan sedikit waktumu untuk membaca pengalamanku. Aku berharap, siapapun yang membaca artikelku kali ini dapat memberikan kontribusi nyata untuk keadilan dan kelestarian hutan di Indonesia. Sekecil apapun peranmu, itu sangat berarti dari pada tidak sama sekali.
Salam Adil dan Lestari!
Artikel ini berpartisipasi di Forest Cuisine Blog Competition
#PulihkanIndonesia #RimbaTerakhir #WKR #WALHIXBPN #HutanSumberPangan #BlogCompetitionSeries
4 comments
Selamat ya kelompoknya menang. Kemaren harusnya aku icip2 punya kelompok 4
ReplyDeletemakasih mbak :)
DeleteSeru acaranya ya banyak ilmu berharga yang dibagikan agar kita makin cinta lingkungan..
ReplyDeleteBener banget kak
Delete