Mempelajari Peran ASEAN dalam Proses Perdamaian di Semenanjung Korea Bersama The Asan Institute for Policy Studies.
Peace Studies October 23, 2020Korea Selatan.
Apa yang terlintas dibenakmu tentang negara tersebut? Yup, sebagian besar orang pasti tahu betapa hebatnya negara ini mempengaruhi remaja Indonesia akan budaya Hallyu atau Korean wave. Mulai dari film, musik, drama, fashion, makanan dan juga trend sudah sangat merajai seluruh hiburan di Asia bahkan dunia.
Tapi kamu tahu nggak sih, dibalik keberhasilan dalam pembangunan ekonomi Korea Selatan, mereka juga pernah terpuruk dan dijajah Jepang selama 35 tahun dengan sangat kejam. Hingga akhirnya mereka mendapatkan kemerdekaan di tanggal 15 Agustus 1945. Tidak lama menikmati kemerdekaan, adanya perbedaan ideologi mengakibatkan perang Korea Utara - Korea Selatan pecah di tahun 1950. Dan terhenti dengan adanya gencatan senjata yang ditandatangani pada tahun 1953.
Hal inilah yang tidak banyak orang tahu jika potensi konflik di Semenanjung Korea bisa sewaktu-waktu meledak, karena belum adanya perjanjian damai dari Korea Utara - Korea Selatan. Meskipun upaya bekelanjutan untuk membangun perdamaian permanen melalui denuklerisasi yang terus mendominasi diberita domestik maupun internasional. Pemerintah Korea Selatan juga turut memperkuat kerjasama dinegara-negara tetangga untuk Semenanjung Korea yang damai.
The Asan Institute for Policy Studies (Sumber: Pribadi) |
Peace in the Korean Peninsula, Why ASEAN Matters?
Kenapa ASEAN cukup penting bagi proses perdamaian di Semenanjung Korea? Dan bagaimana bisa menjadi salah satu kebijakan luar negeri utama bagi Korea Selatan?
Nah, dalam kunjungan saat itu, Dr. Lee Jaehyon selaku Senior Fellow of The Center for ASEAN and Ocean Studies di Asan Institute for Southeast Asian Studies (KISEAS) menjelaskan pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Dr. Lee Jaehyon (Sumber: Pribadi) |
Berawal dari kampanye pemilihan presiden Korea Selatan ditahun 2017 yang menyebutkan akan melibatkan ASEAN sebagai mitra ekonomi, politik dan strategis. Sehingga setelah terpilih dan mengunjungi tiga negara di ASEAN yaitu Vietnam, Indonesia, dan Filipina, Presiden Moon Jae In mengungkapkan kebijakan barunya yang menekankan pada 3P (People, Prosperity, Peace) yang berprogram untuk negara-negara di ASEAN. Slogan tersebut sebenarnya tidak jauh dari kampanye sebelumnya pada yaitu "People First, Korea", slogan utama yang gagal ditahun 2012. Tetapi ditekankan lagi dikampanye 2017, dengan melibatkan ASEAN.
Dimana "people" menjadi yang pertama dari 3P, yang menempatkan warganegaranya sebagai inti dari berjalannya sebuah kebijakan. Kedua, "kemakmuran" diartikan dalam menjalin hubungan ekonomi yang saling menguntungkan dan berorientasi masa depan. Mengingat ASEAN merupakan mitra dagang yang cukup besar bagi Korea. Sedangkan untuk pilar "perdamaian" yaitu membangun kerjasama strategis ASEAN dan Korea untuk menjaga perdamaian kawasan.
Pada dasarnya, masalah yang dihadapi dan dikhawatirkan oleh Korea Selatan sendiri yaitu masalah Semenanjung Korea dan ancaman nuklir Korea Utara. Dan meskipun dampaknya tidak secara langsung bagi kawasan negara di ASEAN, tetapi negara-negara di ASEAN cukup berhati-hati jika harus terlibat dalam permasalahan di Semenanjung Korea karena beberapa negara di ASEAN juga memiliki hubungan diplomatik baik dengan Korea Utara maupun Korea Selatan.
The Asan Institute for Policy Studies (Sumber: Pribadi) |
Sehingga dari pemahamanku terkait mengapa ASEAN cukup penting bagi proses perdamaian di Semenanjung Korea? Dan bisa menjadi salah satu kebijakan luar negeri utama bagi Korea Selatan?
- Adanya kepentingan politik yang dibawa oleh Pemerintah Korea. Sehingga dengan muncul inovasi kampanye baru, yang menggunakan ASEAN sebagai strategi memenangkan kampanye pemilihan presiden tahun 2017 dengan slogan 3 P (People, Prosperity, Peace), dapat memperkuat kerjasama strategis antara Pemerintah Korea dengan ASEAN.
- Pemerintah Korea menginginkan dukungan yang tegas dari negara-negara di ASEAN terkait masalah di Semenanjung Korea dan ancaman nuklir Korea Utara.
Oleh karena itu kenapa Presiden Moon Jae In menggunakan "peace" untuk membangun kerjasama strategis ASEAN dan Korea? Bukan kerjasama keamanan politik, tetapi lebih ke kerjasama perdamaian. Kembali lagi perlu diingat, ASEAN tentu enggan memperjelas posisinya dan tetap harus netral. Hal ini tentu untuk mengurangi sensitivitas dikawasan ASEAN. Karena jika ASEAN - Korea harus bekerjasama terkait keamanan, mereka tidak memiliki ancaman yang sama. Namun jika kerjasama perdamaian, bisa menjadi alternatif mereka untuk bekerjasama.
Nah, kurang lebih seperti itu materi yang dijelaskan oleh Dr. Lee Jaehyon yang aku tangkap. Semoga apa yang aku share kali ini memberikan manfaat bagi kamu yang sudah memberikan waktu untuk membaca tulisanku.
Jadi, intinya terlepas dari kerjasama apapun itu. Upaya damai dari berbagai pihak termasuk Utara dan Selatan, tetap diupayakan semaksimal mungkin, demi menjaga keamanan kawasan dan perdamaian. Dan Indonesia sebagai salah satu anggota negara ASEAN, serta negara yang berpegang teguh pada tujuan nasional yang tercantum pada alenia ke-4 Undang-Undang Dasar 1945 tentu sangat mendukung dalam upaya melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
The Asan Institute for Policy Studies (Sumber: Pribadi) |
Referensi
http://en.asaninst.org/about/about-the-asan-institute/