Kampung Batu Majang, Potensi Wisata Adat di Provinsi Kalimantan Timur
October 15, 2019
Ada yang pernah ke Provinsi Kalimantan Timur? Salah satu provinsi di Pulau Kalimantan yang akan menjadi ibukota baru Indonesia. Sebenarnya rencana pemindahan ibukota sudah pernah dibahas oleh Presiden Soekarno, karena ada beberapa kendala jadi belum bisa terealisasikan.
Berbagai pertimbangan telah dipikirkan oleh pemerintah, mulai dari kepadatan penduduk di Pulau Jawa, krisis ketersediaan air bersih, dominasi konversi lahan di Jawa, dan lain sebagainya. Hingga akhirnya Presiden Jokowi secara resmi mengumumkan lokasi rencana ibukota baru di Kalimantan Timur.
Tinggal di ibukota memang ada plus minusnya. Beberapa dari temans mungkin merasa nyaman dengan tinggal di ibukota yang segala sesuatunya memiliki akses yang lebih mudah. Jadi nggak heran kalau jumlah penduduk ibukota selalu meningkat setiap tahunnya. Padatnya penduduk dengan kemacetan yang menjadi rutinitas, belum lagi polusi udara, polusi kebisingan dan minimnya ruang hijau publik didalam batas kota tentunya turut mendukung meningkatnya kegelisahan dan stres pada penduduk ibukota loh.
Nah, dengan rutinitas demikian, otomatis perlu waktu banget dong untuk berlibur dan merefresh otak. Salah satu tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi saat di Kalimantan Timur adalah Kampung Batu Majang.
Kantor Petinggi Kampung Batu Majang |
Kampung Batu Majang adalah salah satu kampung yang berada di wilayah administratif Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakan Ulu, Provinsi Kalimantan Timur. Penduduk mayoritas kampung ini adalah Suku Dayak Kenyah, berbeda dengan Suku Dayak yang mendiami Pulau Kalimantan, suku ini memiliki ciri khas dari segi pengucapan dan dialeknya.
Untuk menuju Kampung Batu Majang, sebenarnya cukup jauh jika berangkat dari Kota Balikpapan. Dari bandara Balikpapan langsung menuju Pelabuhan Tering di Kecamatan Tering, Kabupaten Kutai Barat dengan menggunakan mobil kurang lebih 12 jam jika tidak ada pohon yang tumbang ya guys, karena memang kanan kiri jalan masih hutan lebat.
Sampai di Pelabuhan Tering, saatnya melanjutkan perjalanan air menggunakan speedboat menuju Ujoh Bilang Kabupaten Mahakam Ulu, waktu tempuh selama 4 jam. Nggak usah khawatir bosen ya, aku yakin kalian nggak akan bosen karena disepanjang perjalanan kalian bisa menikmati pemandangan yang disediakan saat melewati luasnya Sungai Mahakam. Lalu lalang speedboat dan ketinting dengan kanan kiri hutan belantara dan rumah panggung warga.
Perahu Ketinting |
Rumah panggung warga lokal |
Dari Pelabuhan Tering menuju Ujoh Bilang naik speedboat kalian harus membayar Rp 250.000/orang. Menurutku nggak mahal sih, karena memang hanya speedboat yang bisa mengantar sampai ke Ujoh Bilang. Selain itu, dengan ongkos tersebut sudah termasuk dengan makan siang sepuasnya di rumah makan terapung di Kecamatan Laham. Karena setiap dua jam speedboat selalu berhenti ditempat makan ini, kalau berhenti disni itu tandanya sudah setengah perjalanan menuju Ujoh Bilang. Pokoknya asik banget deh, bisa menikmati makan siang ditengah-tengah Sungai Mahakam sambil mengamati aktifitas warga lokal disana.
Setelah dua jam perjalanan dari Kecamatan Laham menuju Kecamatan Long Bagun, akhirnya sampai juga di Dermaga Ujoh Bilang, Long Bagun. Mulai dari perjalanan udara, darat dan air, akhirnya sampai di temapt tujuan. Aku dan teman-temanku memutuskan untuk menginap di Penginapan Mayang Sari di Ujoh Bilang, harga kamarnya Rp 250.000/malam.
Sampai di Demaga Ujoh Bilang |
Penginapan Mayangsari Ujoh Bilang |
Rumah warga di Ujoh Bilang |
Menuju Kampung Batu Majang |
Saat sampai di kampung ini, ada pemandangan yang sangat jarang ditemukan di kota. Dimana pada waktu itu warga kampung sedang bergotong royong menyiapkan acara adat pesta panen di Rumah Adat Lamin yang merupakan balai kampung yang dibuat memanjang sehingga mampu menampung banyak orang saat diadakan pertemuan warga, dengan ukiran khas adat Suku Dayak.
Selain pesta panen, ada juga beberapa potensi wisata yang ada di Kampung Batu Majang yang saat ini sedang dikembangkan oleh pemerintah daerah yaitu ada tarian, acara perkawinan adat, kerajinan, alat musik serta potensi wisata alamnya, seperti Sungai Alan, Hutan Lindung, Argoforestry, Gua dan Ladang Padi.
Setelah berbincang-bincang dengan warga lokal terkait kegiatan adat yang akan dilakukan esok harinya dan sedikit cerita sejarah tentang Kampung Batu Majang, aku dan teman-temanku kembali menyeberangi Sungai Mahakam dan menuju penginapan karena hari sudah mulai sore.
Dari ceritaku kali ini, mungkin banyak temans yang berpikir, "Duh jauh banget, pasti capek". Iya sih emang jauh banget, untuk perjalanan aja harus melewati udara, darat dan air, seharian sendiri diperjalanan, nggak mandi, mantap kan, hehe. Tapi dibalik perjalanan panjang tersebut aku jadi pengen banget mengeksplore Indonesia lebih banyak lagi. Bagus dan indah banget, keanekaragaman suku dan budaya yang aku temui membuat aku memiliki rasa saling memiliki dan meningkatkan toleransiku kepada sesama. Aku yakin, disetiap perjalanan yang kulalui selalu memberikan pelajaran tersendiri dihidupku, dan dengan menuangkan sedikit pengalamanku kepada teman-teman, aku berharap ada manfaat buat kalian.
Soreku di Dermaga Ujoh Bilang |
6 comments
Wah... keren nh kaltim
ReplyDeleteVisit : aisurunihongo.blogspot.com
Banget kak
DeleteWah... keren nh kaltim
ReplyDeleteVisit : aisurunihongo.blogspot.com
nice trip mbak, salam dari jogja
ReplyDeleteWaahh seru, udah liburan di calon ibukota baru hehe
ReplyDeleteIya dong, liburan menjelajah alam kuy
Delete