Jejak Kekuasaan Belanda dan Museum Arkeologi di Onrust
May 12, 2019
Sekitar
15 menit dari Pulau Kelor mengendarai perahu mesin, aku akhirnya sampai
di Pulau Onrust. Pulau yang menyimpan banyak benda-benda arkeologi pada
masa kolonial Belanda karena pulau ini merupakan pusat bongkar muatan logistik perang jadi nggak heran kalau pulau ini dulu ramai dikunjungi
kapal-kapal yang akan menuju ke Batavia. Sesampainya di Onrust aku dan
rombongan langsung jalan mengelilingi pulau tersebut.
Terdapat
satu bangunan yang masih kokoh dan menyimpan banyak sejarah, yaitu
rumah dinas dokter, yang saat ini difungsikan sebagai Museum Arkeologi.
Saat masuk di rumah dokter kamu bakal lihat benda-benda asli dari
Belanda yang dibawa ke Indonesia, sayangnya beberapa benda peninggalan
Belanda sudah banyak yang diambil oleh peduduk saat sebelum pulau ini
dinyatakan sebagai benda cagar budaya yang dilindungi berdasarkan
Keputusan Gubernur DKI Jakarta.
Didepan
rumah dokter terdapat sisa-sisa reruntuhan rumah sakit karantina yang
dulu difungsikan untuk merawat penderita penyakit menular dan Sanatorium
TBC. Tidak jauh dari bekas reruntuhan rumah sakit terdapat sisa
reruntuhan barak karantina haji.
Sebelum menuju ke Tanah Suci, para
jamaah haji dikarantina terlebih dahulu di Onrust, dan setelah pulang
dari Tanah Suci, para jamaah juga harus dikarantina lagi di Onrust.
Peraturan tersebut dibuat Belanda dengan alasan kamuflase kesehatan. Padahal mereka khawatir akan timbul pemberontakan dari jamaah haji yang selesai belajar ilmu agama di Tanah Suci. Dan jika ditemukan potensi pemberontakan, maka pihak Belanda akan menyuntik mati jamaah tersebut dengan berbagai macam alasan. Oleh karena itu, mereka yang tertangkap dan diasingkan di Onrust diberi gelar "Haji" untuk mempermudah pengawasan Belanda.
Sekitar 50 meter dari depan barak karantina haji, terdapat penjara yang diperuntukan untuk para pemberontak Kapal Zeven Provincien dan orang-orang Jerman yang diduga pengikut NAZI yang ada di Indonesia, serta sebagai tempat para tahanan berat lainnya.
Konon ceritanya, Kolonial Belanda yang bosan mengadakan hiburan dengan cara mengadu para tawanan sampai mati, yang kemudian mayatnya dikuburkan di Pulau Kelor. Sedangkan pemenangnya diperbolehkan bebas dengan syarat harus berenang dan tidak boleh kembali ke Onrust, jika kembali maka akan ditembak oleh tentara Belanda. Selain sebagai hiburan para kolonial Belanda, tindakan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menghemat cadangan makanan mereka di Onrust.
Tidak jauh dari lokasi penjara, terdapat komplek makam Belanda, ada 40 jenazah yang dimakamkan disana. Salah satu yang populer adalah makam gadis bangsawan bernama Maria Van de Velde, yang meninggal diusia muda karena terserang penyakit menular saat menunggu kekasihnya yang tidak kunjung datang dari Belanda.
Setelah dari komplek makam Belanda, terdapat juga komplek makam pribumi dan makam keramat disana. Makam pribumi merupakan korban dari peristiwa pemberontakan Kapal Zeven Provincien.
Dan salah satu makam keramat disana adalah makam dari tokoh DI/TII yaitu SM Kartosoewirjo yang mati dieksekusi pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno. Karena setelah menjadi tempat karantina haji, Pulau Onrust difungsikan sebagai penjara para pemberontak dan tahanan berat lainnya, salah satu tahanan politik yang terkenal yaitu Aidit tokoh PKI.
Beres berkeliling Pulau Onrust, orang-orang langsung bergeras untuk makan siang dan istirahat. Sedangkan aku masih pengen jalan-jalan dan mengambil beberapa gambar. Tapi nggak sampai 50 meter dari rumah dokter, aku balik lagi, hehe. Seriusan, pulau ini sepi banget dan nyeremin. Jadi dari pada aku kenapa-kenapa mendingan aku mundur dan gabung dikeramaian.
Nah, untuk kamu yang penasaran kayak gimana sih penampakan Pulau Onrust? Kamu bisa langsung datang aja deh ya. Kalau bisa rame-rame jangan sendirian. Dan rasakan sensasi hawa negatif yang akan menyambut kedatanganmu di Onrust, hehe. Btw, perjalananku nggak cuma sampai di Onrust loh, masih ada satu pulau lagi dengan cerita seru lainnya. Penasarankan? Okaay, tunggu cerita selanjutnya ya...
Dermaga Pulau Onrust |
Rumah Dinas Dokter |
Batu-batuan asli dari Belanda |
Miniatur Kapal Belanda |
Sisa reruntuhan Rumah Sakit Karantina |
Barak Karantina Haji |
Sekitar 50 meter dari depan barak karantina haji, terdapat penjara yang diperuntukan untuk para pemberontak Kapal Zeven Provincien dan orang-orang Jerman yang diduga pengikut NAZI yang ada di Indonesia, serta sebagai tempat para tahanan berat lainnya.
Penjara untuk para pemberontak dan tahanan berat lainnya |
Tidak jauh dari lokasi penjara, terdapat komplek makam Belanda, ada 40 jenazah yang dimakamkan disana. Salah satu yang populer adalah makam gadis bangsawan bernama Maria Van de Velde, yang meninggal diusia muda karena terserang penyakit menular saat menunggu kekasihnya yang tidak kunjung datang dari Belanda.
Komplek Makam Belanda |
Puisi di Makam Maria van de Velde |
Komplek Makam Pribumi |
Makam Keramat |
Sepi dan nggak ada orang sama sekali, auto puter balik. |
0 comments